Selasa, 10 November 2015

Ikhlas dan Sabar



Iklas dan Sabar

Ikhlas dan sabar adalah suatu kondisi yang mudah untuk diucapkan, akan tetapi untuk mewujudkan dan memperolehnya memerlukan pelatihan secara terus menerus. Sabar artinya menahan diri dalam menanggung suatu penderitaan, baik dalam menemukan sesuatu yang tidak dingini ataupun dalam bentuk kehilangan sesuatu yang disenangi. Sabar menjadi salah satu sifat manusia yang harus dimiliki oleh semua orang.
Dalam hal ini saya belajar pentingnya mempunyai sikap iklas dan sabar karena kita bisa belajar untuk menjadi lebih baik dan menjadi lebih dewasa, salah satu pengalaman yang saya alami ketika saya berada di Organisasi tempat saya bertugas, ketika saya memimpin sebuah organisasi. Saya banyak menemukan kendala yang menurut saya sangat sulit. Contohnya adalah mencoba untuk melatih kesabaran. Karena banyak sekali anggota saya yang merasa keras kepala dan pada saat itu saya sebagai pemimpin mereka harus bisa ikhlas dan sabar. Pernah suatu ketika dalam suatu diskusi, kita mendiskusikan sebuah tema dan persiapan teknis untuk. Disitu banyak sekali anggota dan teman teman saya yang mempunyai kepentingan alias egois tanpa mendasar. Ketika saran saya di tolak secara mentah mentah saya hanya bisa melapangkan dada saya dan saya harus Ikhlas serta sabar. Setelah diskusi kita selesai, kita menyepakati bahwa usulan anggota saya yang di ambil. Kemudian, pada seminggu ketika hari H berlangsung, disitu banyak sekali misskomunikasi, kenapa bisa terjadi? Itu terjadi karena seseorang yang merasa ingin menunjukkan dirinya, alias menjadi bos. Padahal dalam satu event, menjadi panitia yang solid dan kompak itu perlu dan di haruskan untuk tetap lancar akan berlangsungnya acara. Pada saat kondisi seperti itu tidak memungkinkan untuk melakukan sebuah keegoisan. Disinilah di uji kesabaran dan keikhlasan sebagai seorang pemimpin untuk menerima seseorang yang menjadi bos tersebut, tapi tidak hanya itu saja. Banyak sekali hal-hal menarik yang kita bisa ambil dalam kasus seperti ini. Yang pertama, sebagai pemimpin ketika dalam sebuah diskusi maka jadilah sebagai air, artinya tidak keras tapi menyatu dengan apapun. Kemudian yang kedua adalah ketika dalam kondisi yang sedang rumit seperti tadi, cobalah untuk sabar dan ikhlas untuk menerima semua konsekuensi anggota yang sangat heterogen. Itu merupakan pengalaman yang sangat menarik serta unik, tidak akan pernah kita temukan di dalam perkuliahan. Karena perkuliahan hanya mengajarkan kita bagaimana kita mengasah akademik kita, terlebih lagi dalam hal IPK, dimana kita harus di tuntut untuk selalu mengejar akademik. Semoga pengalaman ini bermanfaat buat teman teman yang membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar